bakkara difoto dari panatapan |
Bakkara di Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) dinilai sebagai salah satu "surga terpendam" di tepi Danau Toba yang selama ini masih malu-malu menunjukkan pesonanya. Kawasan ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata alternatif baru Danau Toba, selain Samosir dan kawasan wisata Danau Toba lainnya. |
"Dari beberapa objek wisata Danau Toba, menurut saya Bakkara yang paling lengkap nilai pariwisatanya. Potensinya sangat besar untuk dikembangkan. Di situ ada pemandangan alam yang luar biasa, alamnya yang sejuk dan budaya yang begitu khas," kata Ketua DPD Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Sumut, Maruli Damanik kepada MedanBisnis, seusai melakukan perjalanan ke Bakkara belum lama ini. Dalam kesempatan perjalanan ke Bakkara, Maruli yang sudah berkecimpung sebagai pengusaha biro perjalanan wisata selama 12 tahun itu menilai Bakkara ibarat perawan. Alam dan potensinya masih terbuka lebar untuk dikembangkan. Karena itu, ujarnya, pemerintah Kabupaten Humbahas seharusnya lebih serius menggandeng berbagai pihak untuk mengembangkan potensi yang ada di Bakkara. Selain melakukan pembenahan, pihak stake holder dan masyarakat, diharapkan dapat saling berkoordinasi untuk mengembangkannya, sehingga akan turut mengangkat perekonomian daerah setempat. Sejak menjadi daerah otonomi daerah sejak 11 tahun lalu, Kabupaten Humbahas telah melakukan pemetaan dan pembenahan terhadap sejumlah objek wisata di kabupaten tersebut. Termasuk perbaikan infrastruktur menuju Bakkara. Seperti diketahui, akses jalan menuju Bakkara yang dulunya masih berlobang-lobang dan kini telah dibenahi sehingga semakin layak untuk akses daerah tujuan wisata. Bakkara juga semakin menarik karena aksesnya yang lebih mudah dijangkau dengan adanya Bandar Udara Silangit. Sehingga memungkinkan wisatawan dapat terbang langsung dari Jakarta maupun dari kota besar lainnya langsung ke Humbahas. Waktu tempuh dari bandara menuju Bakkara dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 20 menit. Menurut Maruli, infrastruktur merupakan salah satu kendala pengembangan objek-objek wisata di kawasan Danau Toba, seperti Medan - Parapat yang selama ini belum dapat ditempuh hanya 2 jam. Karena jalan yang digunakan masih jalan yang sama sejak jaman Belanda. Berbeda dengan Bakkara, memiliki akses lebih singkat dan itulah yang membuatnya sangat berpotensi besar. "Saya sendiri tertarik dan ingin menjual paket wisata ke Bakkara, sebab selama ini wisatawan asing masih hanya tahu Samosir kalau bicara Danau Toba. Saya yakin wisatawan asing akan terkejut jika tahu ada objek wisata seperti Bakkara. Hanya saja memang, penginapan masih sangat minim dan sejauh ini masih menjadi kendala," katanya. Menurut Maruli, salah satu upaya pemerintah setempat untuk mengadakan fasilitas penginapan di Bakkara yaitu dengan lebih aktif melakukan sosialisasi kepada berbagai pihak. Sehingga dengan begitu bukan tidak mungkin investor berminat menanam modalnya di Bakkara untuk pembangunan hotel. Alternatif lain ialah mengembangkan konsep "desa pariwisata", yaitu dengan cara membenahi aset masyarakat yang ada. Misalnya, membenahi rumah adat Batak untuk penginapan-penginapan sederhana namun bernilai budaya khas Batak. (tonggo simangunsong) |