MARDINDINGHON DOLOK NATIMBO, MARALAMAN TAO TOBA, IMA BAKKARA NAULI ..... HORAS !!!

MK Diminta Putuskan Pilkada Humbahas Diulang




JAKARTA, – Pasangan calon Bupati Humbang Hasundutan (Humbahas) Sumatera Utara Marganti Manullang- Ramses Purba melalui kuasa hukumnya Arco Misen Ujung meminta Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan Pemungutan Suara Ulang (PSU) pilkada di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.

Menurut Arco, ada pelanggaran hukum dalam pilkada serentak beberapa waktu lalu. “Kami menuntut diadakan pemungutan suara ulang karena telah terjadi pelanggaran hukum yang dilakukan oleh KPUD Humbang Hasundutan,” kata Arco di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (7/1).

Menurut Arco, KPUD Humbang Hasundutan telah melanggar UU No. 8 Tahun 2015 dan PKPU Nomor 2 Tahun 2015 tentang pilkada serentak dengan meloloskan dua pasangan dari satu partai (Partai Golkar) pada pilkada 9 Desember 2015. Akibatnya, perolehan suara pasangan calon nomor urut 1 Marganti-Ramses terpecah.

“Jadi, kami tuntut pilkada ulang dengan tiga calon saja. Sedangkan pasangan calon nomor urut 4 dan 5 didiskualifikasi karena tidak sah dan batal menurut hukum,” ujar dia.

Arco menerangkan bahwa saat batas akhir penetapan calon di KPUD, hanya tiga calon yang diketahui sudah lolos. Namun, tiba-tiba diketahui KPUD Humbang Hasundutan meloloskan pasangan nomor urut 4 Pelbet Siboro dan Henry Sihombing dan pasangan nomor urut 5 Hari Marbun dan Momento Sihombing.

“Itu merugikan suara kami. Sebelumnya hanya ada tiga paslon dan banyak suara yang seharusnya memilih kami dari dua paslon itu,” ujar dia.

Sementara itu, Ketua KPU Daerah Kabupaten Humbang Hasudutan, Leonard Pasaribu, mengatakan bahwa pokok gugatan dari ketiga paslon pilkada Humbang Hasundutan hampir sama.

“Ada tiga gugatan dari pasangan nomor 1, 4, 5. Kalau saya dengar tadi dari pokok permohonan hampir sama. Pasangan nomor 4 tidak menginginkan nomor 5 dan nomor 5 tidak menginginkan pasangan nomor 4 masuk. Sementara itu, nomor 1 tidak menginginkan paslon nomor 4 dan 5 ikut pilkada,” tutur Leonard.

Leonard juga mengungkapkan, kebanyakan gugatan para pemohon tidak terkait masalah selisih suara dengan paslon yang menang. Akan tetapi, soal yang digugat adalah kepesertaan paslon khusus dari Partai Golkar yang mengusungkan dua calon.

“Kalau kami hitung, selisihnya tidak memenuhi syarat untuk dibawa ke MK. Justru yang disengketa adalah keikutsertaan paslon di pilkada,” tutur dia.

Sumber :http://waspada.co.id/

Setelah Danau Toba, Selanjutnya Badan Otorita Candi Borobudur




Badan Otorita Candi Borobudur akan terbentuk menyusul Danau Toba pada triwulan pertama 2016. Hal itu disampaikan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya pada acara Launching Solo Great Sale 2016 di Balairung Soesilo Soedarman Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, Jakarta, Selasa (12/1/2016).
"Semoga triwulan ini selesai (Badan Otorita Candi Borobudur)," kata Arief.

Arief mengatakan dalam perkembangan Badan Otorita CandiBorobudur, Kemenpar telah bertemu dengan Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah sebanyak tiga kali. Hasilnya, menurut Arief, mereka menyepakati terbentuknya Badan Otorita CandiBorobudur.

"Kalau sudah ada Badan Otorita, pengerjaan infrastruktur, pemasaran dikerjakan bersama," jelasnya.

Ia juga menyebutkan hal yang menghambat pengembangan obyek wisata Candi Borobudur adalah banyaknya pihak yang ingin mengelola. Hal itu menyebabkan regulasi untuk mengembangkan obyek wisata menjadi terhambat.

Sebelumnya pada Jumpa Pers Akhir Tahun Kementerian Pariwisata, Arief menyebutkan pengelolaan obyek wisata yang tumpang tindih seperti Candi Borobudur diminati empat pihak yang mengelola obyek wisata Candi Borobudur, Jawa Tengah.

"Kementerian Pariwisata mau, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mau, PT. Candi mau, pemerintah daerah juga mau. Belum UKM-nya ada 4.000. Aturlah destinasi tunggal jadi manajemen tunggal," jelasnya.

Pada hasil Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba di Institut DEL Teknologi, Toba Samosir, Sabtu (9/1/2016), Menpar juga menyebutkan para menteri dan pemangku kepentingan menyambut hangat pembentukan Badan Otorita Danau Toba. Ia menyebutkan semua pihak sepakat untuk membentuk Badan Otorita Danau Toba.

Rapat tersebut dihadiri oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.

Danau Toba adalah pilot project Badan Otorita untuk 10 destinasi prioritas tahun 2016. Badan otorita juga akan dibentuk di sembilan destinasi yakni di Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Wakatobi, Labuan Bajo dan Pulau Morotai.

Sumber : Kompas.com

Bukan Lautan, Hanya Danau Toba

Samosir - Luas, luas sekali. Inilah Danau Toba, ikon wisatanya Sumatera Utara. Bahkan ombaknya cukup kuat, seperti sedang mengarungi lautan saja.

Jika membuat daftar danau-danau tercantik di Indonesia, wajib rasanya memasukan nama Danau Toba. Danau vulkanik di Sumatera Utara ini panjangnya mencapai 100 km dengan lebar 30 km. Cobalah berdiri di pinggir danaunya, kamu akan berasa sedang menghadap lautan karena ujung danaunya tidak terlihat!

Pekan lalu, saya berkesempatan untuk mampir ke Danau Toba di setelah meliput 'Rakor Tindak Lanjut Badan Otorita Pengelolaan Kawasan Pariwisata Danau Toba'. Bersama rombongan wartawan dari Jakarta mobil yang kami tumpangi menuju pelabuhan kecil tepat di depan Hotel Atsari, Parapat.

"Sebenarnya, pelabuhan asli ke Pulau Samosir itu dari Pelabuhan Ajibata. Tapi dari sini juga bisa, namun khusus boat yang besar yang menampung 30-an orang," kata Julianto, pemandu setempat yang menemani kami.


Boat yang siap mengantar wisatawan mengarungi Danau Toba

Harga sewa boatnya pun cukup menguras kantong, sebesar Rp 800 ribu untuk perjalanan pergi dan pulang. Tanpa buang waktu, saya langsung masuk ke dalam dan duduk di bagian luar. Danau Toba yang luas pun di depan mata!

Boat perlahan-lahan berjalan. Badan saya terguncang. Namanya danau, pasti permukaan airnya tenang. Tapi tidak, untuk Danau Toba ini karena ombaknya seperti ombak di laut.

"Iya betul, ombak di sini (Danau Toba) seperti di laut. Anginnya juga kencang, jadi jangan sampai mabuk laut ya bang," celetuk Julianto kepada saya.

Perumahan penduduk, menghiasi daerah pinggiran Danau Toba. Ada pula hotel-hotel yang menjulang tinggi. Tepat di belakangnya, adalah perbukitan hijau yang cantik seperti bukit-bukit di film 'Teletubbies'. Sedikit mengingatkan saya, dengan perbukitan yang hijau di Danau Sentani, Papua sana.


Perbukitan yang dilihat dari Danau Toba

Boat makin berjalan ke tengah, guncangan ombak makin terasa kuat. Air danau Toba terlihat sedikit berwarna hijau. Bagi masyarakat setempat, danau ini adalah tempatnya untuk memancing ikan mas dan ikan nila.

Makin ke tengah, panorama perumahan penduduk mulai terlihat kecil karena semakin menjauh. Boat yang saya tumpangi, kini benar-benar seperti sedang berada di laut. Tidak ada apa-apa di kiri dan kanan, hanya air dan perbukitan saja yang tetap terlihat.

Cuaca yang sedikit mendung, membuat saya dan beberapa wartawan sedikit kecewa karena tidak bisa mendapat hasil jepretan foto yang bagus. Terang saja, bulan Januari ini masih musim hujan di Indonesia, termasuk di Sumatera Utara.


Guratan cahaya langit yang terlihat dari atas boat di Danau Toba

"Musim hujan di sini, biasanya hujan di sore hari," kata Julianto.

Sekitar 40 menit, tibalah saya di Pulau Samosir. Pulau yang ada di tengah Danau Toba dengan beragam atraksi wisata, dari makam-makam raja sampai tarian Si Gale-gale.

Puas sekali rasanya bisa menyebrangi Danau Toba. Saya pun teringat dengan lagu Koes Plus, yang berjudul 'Kolam Susu'. Sedikit mengubah di awal liriknya, menjadi 'bukan lautan, hanya Danau Toba...'.

Ya memang, saking luasnya Danau Toba seperti lautan bukan?

Sumber : http://travel.detik.com/

Hutan Rusak, Beginilah Nasib Kemenyan di Tanah Batak

Janer Tamba, masyarakat adat Batak Parlilitan, dan pedagang kemenyan tengah memisahkan kemenyan. Foto: Ayat S Karokaro
Janer Tamba, masyarakat adat Batak Parlilitan, dan pedagang kemenyan tengah memisahkan kemenyan. Foto: Ayat S Karokaro
Pohon kemenyan (haminzon) , bagi masyarakat Batak, mempunyai makna sendiri. Masyarakat Batak, percaya satu kemenyan bisa menjaga keberlangsungan 10 tanaman hutan di sekeliling. Jika, satu kemenyan ditebang, 10 tanaman hutan akan mati. Begitu juga sebaliknya.
Getah kemenyan bisa untuk berbagai keperluan, harga jualpun cukup mahal. Dulu, taraf hidup petani kemenyan diatas rata-rata. Bagaimana kondisi kini? Saya mengunjungi sejumlah daerah penghasil kemenyan di Sumatera Utara, seperti Humbang Hasundutan, dan Tapanuli Utara.
Janer Tamba, tokoh masyarakat Batak dan pedagang getah kemenyan Parlilitan, mengatakan, dibandingkan 10 tahun lalu, hasil panen kemenyan kini jauh berbeda. Dulu, banyak pelindung kemenyan yaitu kayu-kayu alami, hingga kualitas bagus dan getah banyak. Sekarang, panen getah menurun, tanah gersang, kayu-kayu pelindung kemenyan banyak ditebang.
Sepuluh tahun lalu, katanya, setiap minggu bisa panen getah 50-100 kilogram. “Sekarang, getah kemenyan baik sulit. Pohon hanya bisa menghasilkan tak lebih lima kilogram,” katanya.
Tamba tengah memeriksa kemenyan yang baru datang dari kebun di hutan adat Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan.
Dia menduga, penurunan ini dampak operasi PT Toba Pulp Lestari, yang menebang kayu kemenyan di hutan dan mengubah jadi eukaliptus. “Tanah kering, hasil panen menurun. Kami heran kok bisa pemerintah memberikan izin menebang kayu di hutan register di Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan,” katanya.
Penebangan kemenyan oleh TPL mendapat penolakan masyarakat adat Batak disana. Perusahaan dinilai merusak hutan adat mereka. Penolakan masyarakat adat Toba, yang tinggal di sekitar Danau Toba tergabung dalam Jalin D’Toba.
“Saudara kami di Pandumaan-Sipituhuta sampai sekarang ada 10 orang masih tersangka. Sudah lebih dua tahun. Kemana keadilan itu?” Tamba tak mau lanjut bercerita kasus ini. Terlalu menyedihkan, katanya.
Harga getah kemenyan tergantung kualitas. Kisaran Rp130.000 sampai Rp250.000 per kilogram. Foto: Ayat S Karokaro
Harga getah kemenyan tergantung kualitas. Kisaran Rp130.000 sampai Rp250.000 per kilogram. Foto: Ayat S Karokaro
Tamba mendapatkan mendapatkan kemenyan dari petani Kecamatan Parlilitan, Desa Simanatiari, dan desa-desa lain di sekitar. Jumlah petani lebih 115 orang.
Permintaan kemenyan cukup tinggi, salah satu dari Kota Dolok Sanggul. Sebagai agen penampung utama, dia jemput bola dengan mendatangi rumah-rumah petani dan membeli langsung.
Untuk kemenyan kualitas bagus Rp250.000 per kilogram, . kualitas kasar dua Rp200.000, kemenyan kacangan, Rp150.000, kualitas jagungan Rp130.000 dan kualitas abu dan monis Rp100.000 per kilogram. Jika disatukan, harga kualitas jagungan, dan abu serta monis rata-rata Rp180.000 per kilogram. Untuk harga lebih Rp200.000 ribu, khusus getah kemenyan hasil panen pertama, sedang panen kedua, Rp130.000 per kilogram.
Menurut dia, gudang sempat mengalami kekosongan stok. Petani kemenyan tak panen karena pohon rusak.
“Kalau stok barang saat ini sekitar 200 kilogram. Jauh dengan lima hingga 10 tahun lalu, bisa 600-800 kilogram kemenyan kualitas sangat bagus dua minggu hingga satu bulan.”
Lingkungan rusak, kemenyan tak lagi idola. Banyak petani beralih kerja, mulai jadi buruh tani, mengerjakan tanaman muda, dan lain-lain. Penurun taraf ekonomi, juga terjadi, karena pendapatan mereka dari menyadap getah kemenyan tak bisa menjadi andalan lagi.
Senada diungkapkan Gabriel Lumban Gaol, Tokoh Adat Batak Parlilitan, juga petani kemenyan. Dia mengatakan,  kehadiran TPL menghabiskan seluruh hutan Tapanuli, telah merusak perekonomian masyarakat, terutama petani kemenyan. Hasil jauh merosot hingga merusak perekonomian masyarakat di Tanah Batak.
Di samping ‘rumh’ kemenyan di hutan dirusak, TPL juga menggunakan pihak ketiga mengambil alih hutan kemenyan dengan membeli paksa Rp1 juta per hektar. “Ini fakta, tidak dibuat-buat. Perekonomian dan tatanan kehidupan masyarakat Batak dirusak kehadiran perusahaan.”
Menurut Gabriel, pemerintah harus menutup TPL. Jikapun pemerintah segan menutup, setidaknya TPL hanya mengelola sebatas konsesi, jangan merambah hutan di Tanah Batak.
Hutan kemenyan berubah menjadi pohon eukaliptus. Foto diambil dalam kawasan PT TPL. Foto: Ayat S Karokaro
Hutan kemenyan berubah menjadi pohon eukaliptus. Foto diambil dalam kawasan PT TPL. Foto: Ayat S Karokaro
Sumber : http://www.mongabay.co.id/

Sampah Menumpuk di Pasar Sidikalang

(Analisa/sarifuddin siregar) SAMPAH: Seorang warga melintas di dekat tumpukan sampah di Jalan Pekan sekitaran Pasar Induk Sidikalang Kabupaten Dairi, baru-baru ini.
Sidikalang, senin,4 Jan 2016 Penduduk Jalan Pekan Sidikalang Kabupaten Dairi mengeluhkan tumpukan sampah. Beberapa warga di sana menyebut, sudah 1 bulan tak diangkut. Gundukan ada di 4 lokasi. Lingkungan jadi jorok dan kerap menyemburkan bau busuk.
Sampah kembali menjadi persoalan, kata seorang warga minta nama tidak ditulis, baru-baru ini. 
Padahal, komitmen Bupati guna penataan kota sudah disampaikan beberapa kali di hadapan publik. Sayangnya, pelaksanaan di level bawah masih jauh dari instruksi top manajemen. Sepertinya, Bupati harus kembali tangan agar semua kerja. Kayaknya, kabinet masih ego dan cenderung saling membiarkan kelemahan. 
Menurutnya, sampah berupa kertas, plastik dan daging busuk adalah sisa pedagang di pasar. Entah kenapa, justru dibuang ke luar pagar. Dulunya, barang tak bermanfaat diangkut petugas. 
Direktur Operasional PD Pasar, Ramses Situmorang mengatakan, posisi sampah sudah berada di luar kawasan mereka. Karenanya, tanggung jawab pemungutan tersebut ada di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang.
“Itu tanggung jawab Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang” kata Ramses. 
Diutarakan, masalah itu sudah disampaikan Dirut Anwar Sani Tarigan Kepada Kepala Bidang Kebersihan, Maringan Bancin. 
Bahkan diajukan penyediaan amrol (bak). Sampai sekarang, belum juga direalisasi. Penciptaan lingkungan bersih merupakan salah satu syarat meraih piala Adipura. 
Seorang anggota DPRD melintas naik mobil hardtop dari jalur itu melawan rambu lalulintas. Belum diketahui, apakah legilator memperhatikan kondisi buruk dimaksud. (ssr)

Sumber : http://analisadaily.com/

Rp700 Miliar Bangun Jalan Lingkar Samosir

(Analisa/istimewa) PUKUL: Plt Gubsu Tengku Erry Nuradi dan tokoh masyarakat lainnya memukul gendang di perayaan Jubelium 75 tahun Parsadaan Pomparan Togu Sinaga Dohot Boru (PPTSB) di Desa Urat Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir, Minggu (27/12).
Samosir, Plt Gubsu Tengku Erry Nuradi menyebutkan, untuk menggenjot sektor wisata Samosir sebagai kepingan surga yang jatuh ke bumi, pemerintah telah mewacanakan akan melakukan pembangunan Jalan Lingkar Samosir. 
Demikian dikatakan Erry dalam perayaan Jubelium 75 tahun Parsadaan Pomparan Togu Sinaga Dohot Boru (PPTSB) di Desa Urat Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir, Minggu (27/12).
"Wacananya pemerintah di tahun 2018 akan melakukan pembangunan Jalan Lingkar Samosir dengan dana Rp 700 miliar. Dengan terbangunnya jalan lingkar tersebut akan lebih menggairahkan wisata Samosir sebagai destinasi kebanggaan Sumut," tambah Erry.
Untuk itu, harap Erry kembali, perlunya sinergitas dari stakeholder dan masyarakat Samosir, mendukung pembangunan tersebut dengan cara menjaga kelestarian lingkungan, keramahtamahaan dan kebersihan Danau Toba, demi menarik wisatawan berkunjung ke Sumut.
Selain itu, Erry juga mengajak warga Marga Sinaga yang berhasil di perantauan pulang kampung untuk membangun daerah. Hal ini suatu hal yang sangat memungkinkan. Soalnya, banyak tokoh ternama di kancah nasional maupun internasional yang berasal dari Sumatera Utara. 
"Tokoh-tokoh Sumut tersebut diajak untuk kembali, membangun kampung halamannya dalam wujud Marsipature Hutanabe (ingat kampung halaman)," 
Penjabat Bupati Samosir, Antoni Siahaan SE mengatakan, perayaan Jubelium ini sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Samosir merupakan asal muasalnya orang Batak. Salah satunya pasadaan yang ada di Samosir adalah marga Sinaga.
"PPTSB, sebagai kumpulan marga Sinaga yang besar diharapkan dapat berkontribusi besar dalam pembangunan pulau Samosir ini. Melalui perayaan Jubelium ini dapat motivasi keriduan orang Batak untuk pulang kampung," ujarnya.
Ketua Panitia Perayaan Jubelium PPTSB Pandapotan Sinaga mengatakan perayaan jubelium 75 tahun PPTSB ini mengambil tema 'Bersyukur dan Bersatu dalam Keberagaman'.
Penanaman
Dalam rangka memeriahkan perayaan jubelium ini, PPTSB juga melakukan penanaman 100 ribu pohon di wilayah tandus di sekitar Danau Toba, pagelaran seni, situs dan adat.
Menurutnya, terlaksana perayaan jubelium ini berkat dukungan pemerintah, sponsor serta kerjasamanya pengurus PPTSB yang bergotong royong dalam memfasilitasi kegiatan ini. "Saya ucapkan terimakasih atas dukungannya," ucapnya.
Ketua Umum Parsadaan Pomparan Toga Sinaga Dohot Boru (PPTSB), Manghihut Sinaga mengucapkan terimakasih atas kehadiran Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Ir H Tengku Erry Nuradi MSi dalam perayaan Jubelium 75 tahun PPTSB yang berlangsung di Desa Urat Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir, Minggu (27/12/2015).
Ketum PPTSB Pusat ini mengaku, sosok Erry Nuradi sangat dekat dengan marga Sinaga. Begitu juga dengan almarhum Tengku Rizal Nurdin yang merupakan abang kandung dari Erry Nuradi, yang cukup familiar di mata Pomparan Togu Sinaga Dohot Boru.
"15 tahun lalu, almarhum Rizal Nurdin yang menjabat Gubernur Sumut, menghadiri acara pesta adat Pomparan Togu Sinaga Dohot Boru. Dan kini, Erry Nuradi juga sangat dekat dengan kami marga Sinaga, yang dalam kesempatan ini hadir di acara Jubelium 75 tahun PPTSB," kata Manghihut Sinaga.
Kefamiliaran keluarga Erry Nuradi ini membuktikan begitu kuatnya sinyal kekerabatan dengan marga Sinaga. "Apakah keluarga besar Tengku memiliki sejarah atau sisilah dengan marga Sinaga. Kita akan mencoba mencarinya dalam sisilah tarombo Sinaga kelak," ucapnya.
Turut hadir Ketua TP PKK Provinsi Sumut, Evi Diana Erry Nuradi, Penjabat Bupati Samosir Antoni Siahaan, anggota DPR RI Sahat Silaban, Kapolres Samosir AKBP Eko Supriyanto, Ketua DPRD Samosir Rismawati Simarmata, Ketum PPTSB Manghihut Sinaga, tokoh adat, agama dan masyarakat Samosir. (rel/nai)

Sumber : http://analisadaily.com/

Memandang Danau Toba dari Harianboho


Memandang Danau Toba dari Harianboho akan menjadi agenda tahunan yang diselenggarakan untuk menggenang Sitor Situmorang. Hal tersebut akan disponsori oleh keluarga sastrawan nasional yang wafat di Belanda tersebut.
Program mengenang Sitor Situmorang dengan thema Memandang Danau Toba dari Harianboho dinilai sangat penting untuk merevitalisasi kembali dunia budaya dan sastra di tanah batak. Selain itu dalam program memandang danau toba dari Harianboho juga melaksanakan sejumlah pendidikan dan pembenahan ekologi bagi masyarakat.
“Ketokohan Sitor menjadi penting karena Sitor memiliki karya tentang danau toba dan kehidupan kultur di danau toba. Diharapkan ini dapat memotivasi
orang-orang terhadap kebudayaan secara tulus dan kehidupan di danau
toab secara umum,” terang pelaksana kegiatan Thompson HS.
Disela-sela penutupan acara untuk mengenang setahun Sitor Situmorang
tersebut, Thompson mengatakan bahwa dampak positif dari kegiatan
memandang danau toba dari harianboho sangat dirasakan. Karena selama
kegiatan tersebut masyarakat mendapat pendidikan tentang sastra dan
budaya, kehidupan dan ekosistem serta pelestarian danau toba untuk
dunia.
Karena selama kegiatan pihak penyelenggaran juga melibatkan
sejumlah ilmuan yang memberikan tambahan pengetahuan kepada warga.
Termasuk pengetahuan tentang geopark kaldera toba, ulos dan penggunaan
mineral di danau toba.
Namun menurut direktur Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) Pematang
Siantar tersebut bahwa kedepan kegiatan ini akan diselenggarakan
dengan menghunjuk seniman lokal sebagai penyelenggara. Karena pada
dasarnya PLOt sebagai organiser kegiatan hanya menjadi pelopor dan
perintis kegiatan yang akan disponsori oleh pihak keluarga Sitor
Situmorang tersebut.
Thompson mengatakan bahw auntuk kegiatan yang diselenggarakan selama
tiga hari tersebut pihaknya melibatkan puluhan seniman lokal.
Keterlibatan seniman lokal ini diharapkan dapat menciptakan regenerasi
yang melanjutkan program Memandang Danau Toba dari Harianboho.
“Kita akan memberikan maskot Sitor Situmorang berupan Gordang dan akan
digunakan sebagai maskot program memandang danau toba dari Harianboho tahun 2016 mendatang,” katanya.
Sementara itu anak bungsu dari Sitor Situmorang, Bumbunan Situmorang
yang besar di belanda dan menemani Sitor Situmorang sampai akhir
hayatanya mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan memandang danau toba dari harian boho diharapkan berkontribusi untuk masyarakat.
Karena pada dasarnya Sitor Situmorang lewat karya-karya selalu menunjukkan kecintaan terhadap Indonesia dan khususnya Danau toba. Bahkan secara spesifik Sitor selalu memperkenalkan keindahan danau toba terhadap dunia.
“Memperkenalkan dalam artian luas, seperti memperkenalkan budaya – budaya Indonesia dan memperkenalkan budaya batak. Termasuk tradisi dan kebiasaan masyarakat batak dalam menata hidup dan melanjutkan hidup,” katanya.
Lelaki yang pasih berbahasa Indonesia tersebut mengatakan bahwa pihaknya dari keluarga sangat mengapresiasi kecintaan semua warga Batak dan Indonesia terhadap Sitor Situmorang. Selama ini Bumbunan selalu diajarkan Sitor Situmorang untuk mengenal batak secara umum, termasuk mengenal daerah-daerah di Tanah Batak seperti Harian Boho dan Bakkara tempat Sisingamangaraja.
“Secara langsung tidakpernah saya diperkenalkan pada budaya batak, namun lewat karya –karya saya diajak untuk mengenal batak. Dan kita sangat bangga pada masyarakat batak khususnya di Harianboho,” paparnya. (Dewa)
Sumber : http://www.jelasberita.com/

Tahun 2014 Bakkara, Semua Jalan Diaspal Hotmix

BAKKARA : Panorama indah Danau Toba di Kecamatan Bakkara dipandang dari lereng perbukitan menuju Bakkara dari arah Kota Doloksanggul.[Foto: Horden Silalahi]
HUMBAHAS – Untuk mendukung program pariwisata, tahun 2014 mendatang Pemkab Humbang Hasundutan (Humbahas), menargetkan seluruh jalan di kawasan objek wisata Danau Toba, Kecamatan Baktiraja, akan selesai di aspal hotmix.
Hal itu ditegaskan Bupati Humbahas Maddin Sihombing baru-baru ini kepada METRO, di Doloksanggul.
“Guna mendukung program pariwisata daerah, ada program perbaikan sarana infrastruktur jalan yang kita targetkan harus tuntas pada tahun 2014. Salah satunya, seluruh jalan di Kecamatan Baktiraja. Karena Kecamatan Baktiraja salah satu andalan pariwisata kita yang berada di pesisir Danau Toba,” ujar Maddin Sihombing.
Dia menyebut, banyaknya objek wisata di Kecamatan Baktiraja, seperti Istana Raja Sisingamangaraja, Aek Sipangolu, Tombak Sulu-sulu dan objek wisata air terjun, membuat pembangunan jalan ke kecamatan itu harus segera dituntaskan.
  Untuk itu, Maddin Sihombing berharap, agar pihak Pemkab Tapanuli Utara, juga membangun jalan tembus dari perbatasan Humbang Hasundutan menuju Kecamatan Muara, Taput.
“Kita sudah membangun aspal hotmix dari Bakkara hingga ke perbatasan Taput, tepatnya di Kecamatan Muara. Untuk itu, karena Kecamatan Muara juga menjadi ojbek wisata di Taput, kita harap pemerintah daerah di sana juga membangun jalan tembus hingga ke perbatasan Baktiraja. Karena hal itu sama-sama menguntungkan kedua wilayah,” imbuhnya.
Selain itu, sambungnya, pembenahan objek wisata panorama Danau Toba dari puncak Sipinsur, Kecamatan Paranginan, juga akan terus dibenahi. “Puncak Sipinsur juga akan terus kita benahi dengan berbagai fasilitas. Jalan ring road dari puncak Panorama Sipinsur tembus ke Bakkara juga sudah kita buka. Tinggal menunggu pengaspalan,” ungkap Maddin.
Sedangkan untuk pembangunan jalan ke Makam Raja Sisingamangaraja XII di Sionom Hudon, Kecamatan Parlilitan, kata Maddin Sihombing, juga direncanakan akan selesai tahun depan. “Jadi, perbaikan jalan sebagai sarana prioritas utama pendukung perekonomian masyarakat dan juga sektor pariwisata, harus kita kejar selesai tahun depan,” tandasnya.
 Untuk mendukung semua program tersebut, Maddin Sihombing menambahkan, bahwa pihaknya akan melibatkan semua pihak. “Termasuk para perantau. Jadi, nanti akan ada ciri khas tersendiri di Humbahas terkait icon wisata. Ini yang kita harapkan, termasuk dukungan para perantau,”pungkasnya. (hsl/nasa)
Sumber :http://www.metrosiantar.com/

BINANGA AEK SILANG

https://www.youtube.com/watch?v=8S6mS5VeXxE

Aek Silang atau Sungai Aek Silang adalah salah satu sungai terbesar yang membelah Lembah Bakkara dari hulu ke hilir. Sungai ini membawa berlimpah mineral dan unsur hara tanah dari daerah puncak bukit (dolok-dolok) dan mengairi sebahagian besar sawah dan ladang di Lembah Bakkara yang terkenal sangat subur dan berlimpah hasil pertaniannya.