MARDINDINGHON DOLOK NATIMBO, MARALAMAN TAO TOBA, IMA BAKKARA NAULI ..... HORAS !!!

Janji Lintong Ke Bakkara !!!

Hasil gambar untuk foto sisingamangaraja
Perlawanan seru Sisingamangaraja XII bersama pendukungnya terhadap Belanda semakin seru. Ada yang membuat hati sang ratu Belanda begitu geram. Entah siapa yang membuat surat atas nama Sisingamangaraja, masih kurang jelas. Sisingamangaraja tidak menulis suratnya sendiri dan stempel dipegang sekretarisnya yang disebut parmaksi.

Saya tidak hendak membicarakan adanya penghianatan terhadap Sisingamangaraja, tapi gerakan Belanda dengan ancaman itu membuat Sisingamangaraja mengungsikan semua keluarganya ke hutan.
Semula mereka berada di Hutan Lintong. Ada Ompu Babiat Situmorang pendukung perjuangan itu menjamin keselamatan sang raja dan keluarganya disana. Ada ikatan batin yang kuat pada kedua orang ini. Situmorang adalah “tulang” Sisingamangaraja turun-temurun. Situmorang adalah “pamupus” keluarga Sisingamangaraja. Situmorang memangku kewajiban “sada lulu” pada kerajaan Sisingamangaraja. Itu yang dilakonkan Ompu Babiat bersama klannya didukung oleh marga lain seperti Nadeak dan klan Siraja Oloan.
Bakkara diobrak abrik. Tidak ditemukan Sisingamangaraja dan keluarganya, akhirnya komplek istana beserta bangunan pendukung semuanya dibakar. Mendengar itu Sisingamangaraja XII bersedih. Kesedihan beliau dapat dipahami Ompu Babiat Situmorang. Sebelum pengungsian diarahkan ke Dairi, beliau berjanji. Kelak bila istana akan dibangun “parhau” bahan bangunan untuk itu dapat menggunakan kayu yang ada di Hutan Lintong.
Janji ini tidak tertulis, jadi siapa saja dapat meragukan kebenarannya. Namun, yang saya pahami. Janji para Raja yang terhormat walau tidak tertulis, saling percaya menjadi ikatan turun temurun. Cerita ini pun diutarakan Raja Punantun Sinambela cucu Raja Parlopuk abang dari pemangku Raja Sisingamangaraja XII. Cerita ini kembali diingatkan oleh putra beliau Raja Sintong Sinambela kepada saya dua minggu yang lalu saat kunjungan kami bersama Raja Tonggo Tua Sinambela ke Bakkara.
Istana Sisingamangaraja di Bakkara sat ini kondisi menyedihkan. Sebagai asset sejarah harusnya mengikuti tata cara habatahon yang dilaksanakan Sisingamangaraja. Ini mempengaruhi kualitas bangunan.
Apakah ini karena bahan material dari Hutan Lintong tidak disinggung? Apakah karena keluarga Sisingamangaraja tidak langsung melakukan pembangunan dan memohon kepada Situmorang merealisasikan janjinya?
Apakah mungkin Situmorang saat ini tidak lagi merasa memiliki hutan dan tidak tau ada janji kepada Sisingamangaraja?
Saya sendiri tidak tau, atau mungkin mereka juga tidak tau. Yang saya tau turunan Ompu Babiat Situmorang ada seorang sastrawan besar yaitu Sitor Situmorang. Saya pikir tak mungkin hanya beliau. Sitor sendiri pernah mengkritik pemugaran istana Bakkara melalui harian Waspada Medan November 1983 dengan tajuk “Pemugaran Istana Bakkara yang menyimpang dari sasaran budaya”. Taukah beliau ada janji itu?
Saat ini beredar informasi hutan Tele hendak “dimusnahkan” menjadi taman bunga. Saya ragu, apakah hutan Lintong yang telah dijanjikan itu termasuk dari bagian hutan Tele yang diperbincangkan? Atau setidaknya, apakah hutan wilayah pangkuan marga Situmorang itu termasuk hendak dibabat?
Kepada penguasa negeri perlu diingatkan.
Nikmat yang anda rasakan di alam kemerdekaan janganlah melupakan mereka yang berjuang.
Tetesan darah mereka masih berbekas saat bergerak dan belindung di hutan.
Janji dan harapan mereka patutlah dikenang.
Melupakan sejarah adalah bagian dari pengingkaran dan awal dari penghianatan.

Sumber : Monang Naipospos / tanobatak.wordpress.co

Teror Bom di Gereja Katolik Medan





Medan,Teror dengan membawa bom terjadi di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan Dr Mansur Nomor 75 Medan, Minggu (28/8/2016).


Teror bom bunuh diri tersebut menyebabkan pengkotbah di gereja itu, yakni Pastor Albret S Pandingan mengalami luka ringan di bagian lengan kiri.

Keterangan dari beberapa saksi menceritakan, seperti dikutipAntara, peristiwa itu terjadi ketika Pastor Albert S Pandingan mau berkotbah di depan mimbar.

Namun, tiba-tiba seorang laki-laki yang diduga berinisial IAH menghampiri pastor tersebut sambil membawa sebuah bom rakitan dalam tas.

Laki-laki itu juga membawa sebilah pisau dan bermaksud menyerang pastor tersebut.

Beberapa jemaat gereja tersebut langsung menghubungi pihak kepolisian yang menurunkan tim penjinak bahan peledak dari Satuan Brimob Polda Sumut.

Selain mengamankan pelaku teror, pihak kepolisian juga melakukan sterilisasi di gereja tersebut melalui tim penjinak bahan peledak dari Satuan Brimob Polda Sumut.

Namun, hingga menjelang pukul 10.00 WIB, belum ada pejabat kepolisian yang memberikan keterangan mengenai peristiwa tersebut




Sumber : Antara

Jokowi Berdialog dengan Masyarakat sekitar Danau Toba

Jokowi Berdialog dengan Tokoh Masyarakat di Sekitar Danau TobaFoto: Muhammad Iqbal/detikcom
Simalungun - Usai menggelar rapat terbatas membahas poros maritim dan pengembangan wisata Danau Toba, Presiden Joko Widodo mengundang tokoh masyarakat untuk berdiskusi tentang masalah di sekitar Danau Toba.

Dialog itu digelar di ruangan yang sebelumnya menjadi ruang rapat terbatas Presiden Jokowi bersama para menteri di Hotel Inna, Parapat, Simalungun, Sabtu (20/8/2016) malam. Hadir puluhan tokoh masyarakat dengan pakai adat khas batak, tokoh agama dan 7 bupati yang daerahnya berada di sekitar kawasan Danau Toba.

Sementara Jokowi tampak didampingi Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan, Menteri LHK Siti Nurbaya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Mensesneg Pratikno, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Gubernur Sumut Tengku Erry Rian.

Beberapa tokoh dipersilakan menyampaikan langsung masalah yang dihadapinya kepada Presiden. Mayoritas mereka curhat tentang kondisi Danau Toba yang dinilai tak seindah dulu, lalu meminta penjelasan soal pengembangan wisata Danau Toba.

Dalam pertemuan itu, mereka menyampaikan sangat mengapresiasi kesungguhan Jokowi memperhatikan masyarakat dan Danau Toba, yang secara khusus ditunjukkan dengan menjadikan Danau Toba salah satu dari 10 destinasi prioritas.

"Dalam waktu 3-4 bulan ini saya sudah datang ke sini dua kali, di tempat lain belum pernah. Dan saya pada hari ini berada di Sumut 4 hari, 3 harinya di Kawasan Toba," ucap Jokowi mengawali tanggapannya di depan para tokoh.

Jokowi mengatakan daerah Danau Toba punya potensi yang sangat luar biasa dan dikenal dunia internasional sejak lama, tapi beberapa tahun terakhir mengalami penurunan citra.

"Wisata yang kita ingin kembangkan adalah pertama eko tourism karena di sini keindahan alam yang ingin kita nikmati," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, pengembangan destinasi wisata Danau Toba itu tak akan menghapus kearifan lokal, justru akan diperkuat karakter dan nilai budaya di kawasan Toba.

Beberapa upaya yang sudah dan sedang dilakukan adalah pengembangan Bandara Silangit yang merupakan akses bandara terdekat dari Danau Toba. Kemudian sudah mengundang investor untuk membangun hotel berbintang untuk konferensi atau pameran. Juga membangun tol Kualanamu-Parapat.

"Kami pemerintah pusat meminta dukungan para tokoh agama, masyarakat adat agar apa yang akan secara maraton kami kerjakan di Toba betul-betul nantinya bisa terwujud dan memberi dampak ekonomi bagi masyarakat," ucap Jokowi.

Pertemuan Jokowi dengan para tokoh itu selesai pukul 21.50 WIB, Jokowi lalu bergegas menuju ke acara Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT) yang digelar di Pantai Bebas Toba Parapat, Simalungun. Lokasi hotel dan acara karnaval hanya sekitar 10 menit.

Sumber : detiknews

Menteri LHK RI Tanam Pohon di Humbahas


Doloksangul. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya bersama Kepala Staf Kepresidenan RI Teten Masduki, melakukan penanaman pohon di kawasan obyek wisata Sipinsur Kecamatan Paranginan, Humbang Hasundutan (Humbahas), Jumat (19/8).
Siti Nurbaya dan Teten Masduki mendapatkan bibit tanaman yang langsung ditanam di lokasi obyek wisata panatapan Danau Toba, Sipinsur, Humbahas.

Rombongan Menteri LHK Siti Nurbaya bersama Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki didampingi Anggota komisi III DPR RI Sahat Silaban dan sejumlah pejabat dirjen di kementrian LHK, tiba di Desa Sipinsur disambut Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor ditemani Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) setempat.

Mentri LHK Siti Nurbaya menjelaskan, kehadirannya di Humbahas rangkian tugas dari Presiden RI Joko Widodo mengenai hutan untuk rakyat. Diharapkan penanaman pohon yang dilakukan ini, dapat menjaga dimensi lingkungan kawasan Danau Toba.

"Saya hari ini ke Desa Sipinsur Humbahas bersama Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, ini dalam rangkaian kami mendapat tugas dari bapak Presiden untuk mempelajari konsep realistik mengenai hutan untuk rakyat," kata Siti Nurbaya.

Siti Nurbaya mengatakan, hutan Humbahas diperdayakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan perekonomian. "Bapak Presiden Joko Widodo selalu meminta kami agar menjadikan hutan untuk kesejahteraan rakyat, untuk lapangan kerja, dan juga pertumbuhan perekonomian rakyat," tandasnya.

Dia menyampaikan kawasan panatapan Danau Toba Sipinsur, Humbahas dengan kondisi alam yang masih hijau dan alami cocok untuk dijadikan obyek wisata baru yaitu taman nasional.

"Saya bersyukur hadir di tempat ini. Sebab kami menemukan seperti surga di Sipinsur ini. Kami akan segera melapor kembali kepada Bapak Presiden bahwa Sipinsur Humbahas ini kalau lihat bentang alamnya sangat cocok dijadikan taman wisata nasional. Daerah ini bisa dikonsetrasikan untuk itu. Karenanya kami akan usulkan ke Bapak Presiden," katanya.

Menteri LHK juga berjanji akan terus membantu dan menyelesaikan kendala terutama masalah lingkungan danau toba agar berkembang.

Menurut Menteri Siti, banyak persoalan lingkungan yang menonjol dan menjadi perhatian pemerintah pusat salah salah satunya kawasan danau toba. Namun, dengan langkah-langkah perbaikan yang terus digalakkan memperbaiki tata kelola lingkungan agar menjadi lebih baik.

"Diharapkan semua pihak juga harus turut menjaga lingkungan Danau Toba ini. Selamatkan lingkungan, pohon, air dan alam danau toba ini untuk kehidupan kesejahteran masyarakat. Kemudian penebangan pohon harus dihentikan," tegasnya.

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menambahkan, kegiatan penanaman pohon ini diharapkan dapat menciptakan ruang hijau (RTH) lingkungan danau Toba dan dapat memperbaiki dan menjaga iklim.

Usai melakukan penanaman pohon secara simbolis Menteri LHK Siti Nurbaya bersama rombongan dan Bupati Humbahas, Dosmar Banjarnahor melanjutkan perjalanan ke lokasi taman wisata nasional sekitar 1 kilometer dari Sipinsur.

Kemudian turun ke Kecamatan Baktiraja berkunjung ke istana Raja Sisingamangaraja. (ck-10)

Sumber : medanbisnis

Humbahas Berpeluang Jadi Sentra Budidaya Ternak

 Doloksanggul. Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) berpeluang menjadi sentra budidaya ternak khususnya ternak sapi dan kerbau. Sebab di Humbahas kegiatanbudidaya ternak kerbau sudah berlangsung turun-temurun.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Utara Parmohonan Lubis usai penandatanganan nota kesepahaman tentang Pengembangan Peternakan di Pemkab Humbahas yang dilaksanakan Rabu (8/6) di Ruang Rapat Setdakab, Kompleks Perkantoran Bukit Inspirasi Doloksanggul.

Penandatanganan kesepahaman itu antara Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan (Pemkab Humbahas) melalui Dinas Peternakan dan Perikanan dengan Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Siborongborong.

Parmohonan Lubis mengatakan untuk mewujudkan Humbahas jadi sentra budidaya ternak, pemerintah perlu melakukan peningkatan sumber daya manusia sebagai petani ternak dengan sosialisasi pengembangan ternak kerbau dan sapi. "Pemkab Humbahas bersama instansi teknis berupaya mewujudkannya. Semua hal tersebut dapat berjalan butuh kerjasama dari semua lini untuk mewujudkan pembangunan di sektor peternakan," katanya.

Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor mengatakan, sangat perlu menjalin kerjasama dengan instansi teknis dalam hal ini BPTU-HPT Siborongborong. Kerjasama itu, katanya, untuk mendorong pembangunan sektor peternakan sebagai pemenuhan pangan asal ternak dengan sistem agribisnis peternakan rakyat dan untuk meningkatkan sumber daya petani peternak dalam rangka peningkatan jumlah kelompok tani peternakan maupun perseorangan.

"Pemkab Humbahas akan tetap berupaya bekerja keras dan serius mewujudkan Pemkab Humbahas sebagai sentra ternak kerbau, sapi dan kuda," kata Dosmar.

Ketua DPRD Humbahas Manaek Hutasoit mengatakan, Pemkab Humbahas mempunyai lahan yang cukup luas sebagai lokasi peternakan dan pihak legislatif sangat mendukung dan mengapresiasi BPTU-HPT sebagai instansi teknis bekerjasama dengan Pemkab Humbahas dalam hal Pengembangan Peternakan di Humbahas. "Kesempatan baik ini harus dilaksanakan dengan serius dan tepat sasaran. Dengan beternak akan membantu penghasilan pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat," katanya.

Kepala BPTU-HPT Siborongborong Vierman mengatakan, siap membantu para peternak kerbau untuk membudidayakan kerbau. "Kami siap 24 jam jika diperlukan," katanya. Disebutkan, kelompok tani ternak kerbau di Humbahas dapat terwujud jika semua pihak saling mendukung, baik kelompok tani ternak kerbau, pemerintah dan instansi teknis lainnya bersamasama bekerja maksimal untuk peningkatan kinerja yang signifikan.

Dalam laporannya, Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Penandatanganan Nota Kesepahaman Kadis Peternakan dan Perikanan Humbahas Kaminton Hutasoit mengatakan, tujuan dari kerjasama untuk mendukung ketersediaan bibit ternak unggul kerbau, ternak babi dan ternak sapi, mendukung ketersediaan Hijauan Pakan ternak (HPT), integrasi lahan perkebunan dengan peternakan.

Kemudian, meningkatkan efisiensi reproduksi, menjamin peningkatan produktivitas ternak rakyat serta memanfaatkan sumber daya peternak untuk kesejahteraan rakyat. "Kegiatan ini akan dilaksanakan di 10 kecamatan Kabupaten Humbahas sebagai sentra pengembangan peternak. Untuk jangka waktu kerjasama berlaku selama tiga tahun, sejak ditandatanganinya nota kesepahaman dimaksud dan perpanjangan kerjasama atas usulan dan persetujuan kedua belah pihak dengan membuat addendum," katanya. (ck 10)

Sumber : 
MedanBisnis

Perampok Warung di Humbahas ‘Dihadiahi” Timah Panas

Pelaku perampokan saat mendapatkan perawatan medis. (foto : Akim Purba)
17 mei 2016
Humbahas,  - Satuan Reserse Kriminal dari Polres Humbahas kembali berhasil membekuk kawanan perampok warung lemang di Onan Ganjang, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Senin (16/5/2016) sekira pukul 20.00 WIB.
Pelaku bernama Rantau Silaban (29) warga Dusun Bulian Baru Kecamatan Batin, Kabupaten Batang Hari,  Provinsi Jambi, ditangkap tepatnya dari lahan hutan sekitaran perkampungan Desa Parbotihan Kecamatan Onan Ganjang.
Saat ditangkap, pelaku yang menyelinap ke hutan terpaksa kedua lutut kakinya pun dilumpuhkan dengan timah panas, karena melawan saat berusaha kabur.
“Karena berusaha melawan, kita terpaksa melumpuhkannya,” kata Kapolres Humbahas melalui Kasubag Humas Ipda R Sianipar kepada awak media, Selasa (17/5/2016).
Kini, pelaku kelahiran Desa Mataniari Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbahas ini sudah diamankan. Namun karena kakinya mengalami luka berat akibat timah panas, dirinya pun harus menginap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dolok Sanggul. “Karena lukanya, kita bawa dia ke rumah sakit. Saat ini dia sudah dirawat,” sambung Sianipar.
Dia menjelaskan, penangkapan terhadap pelaku atas pengembangan dari kedua rekannya yang sebelumnya berhasil ditangkap yakni Deni dan April. “Jadi pelaku ini kita kejar usai pengembangan dari dua pelaku yang sebelumnya sudah ditangkap,” ujarnya.
Sekedar diketahui, Rantau merupakan mantan residivis pada kasus pembunuhan terhadap salah seorang warga di Kecamatan Parlilitan. Diduga, pelaku ini adalah otak dari perencanaan perampokan ini. “Saat ini, satu pelaku lagi masih dalam pengejaran itu rekannya berinisial  marga Sitohang,” tambah Sianipar.
Hingga berita ini dikirimkan, Rantau tampak masih dalam kondisi tidak berdaya akibat luka pada lutut kaki kiri dan kanannya kena peluru timah panas. Menurut pihak medis, pelaku ini bisa mengalami amputasi karena luka parah pada kakinya tersebut.
Sementara, barang bukti yang diamankan polisi antara lain, sepeda motor merek Yamaha Jupiter berwarna merah dengan nomor polisi (nopol) BB 4195 BE,  picis sarung senjata jatam berupa pisau sangkur warna hitam merek US, sabit, sepasang sepatu, sandal, topi berwarna biru dan kayu bakar dengan ukuran 88 cm dan lebar 6 cm.
Sumber : hetanews.com

Jokowi Tinjau Alternatif Pengembangan Wisata Danau Toba di Humbahas



Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Iriana Joko Widodo menyaksikan pesona Danau Toba dari ketinggian di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara (Sumut), Senin (22/8/2016).


"Kita baru melihat alternatif lokasi yang akan kita pakai untuk pengembangan kawasan Danau Toba, ini salah satu yang Sabtu malam kami rapatkan di Parapat," kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi dan rombongan menyaksikan pesona Danau Toba di Desa Parulohan Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbahas.
Tampak mendampingi Presiden Jokowi antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Selain itu Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi dan Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor juga ikut mendampingi.
Presiden mengatakan, setelah kembali ke Jakarta akan segera diputuskan bagaimana pengembangan kawasan wisata di kawasan Danau Toba itu.
"Tadi Bupati menyampaikan di sini ada lahan 400 hektar yang bisa dikembangkan lebih besar apakah untuk taman bunga atau lainnya, tentu diberi tambahan lain seperti resor, hotel dan lainnya yang memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat," kata Jokowi.
Menurut dia, yang akan ditawarkan kepada wisatawan adalah pemandangan alam kawasan Danau Toba dan Pulau Samosir dan pulau yang tampak dari kawasan itu.
"Kalau kita lihat ke sana, terlihat sekali danau, ada air terjun di Pulau Samosir dan ada situs sejarah Sisingamangaraja, menurut saya sudah komplit," kata Jokowi.
Ia mengatakan, yang menarik adalah keindahan alamnya karena terlihat air Danau Toba.
"Di seberang ada air terjun, kiri ada situs Sisingamangaraja, ada pulau kecil, cantik sekali, tapi yang mengonsep yang expert," ujarnya.
Selain di Humbasa, Presiden mengatakan ada alternatif lain pengembangan kawasan wisata Danau Toba yaitu di Kabupaten Simalungun.
"Tapi belum diputuskan, bisa saja dua-duanya dikembangkan," kata dia.
Ia mengatakan, setelah konsep besarnya diputuskan, pemerintah akan secepatnya mengerjakan pengembangan kawasan tersebut.
"Ini cepet-cepetan, kita melihat bagaimana investasinya, berapa besar perlu anggaran, dari mana saja, apakah perlu APBN," kata Presiden Jokowi.
(Agus Salim/ant)
Sumber : kompas.com

Jokowi Minta Karnaval Pesona Danau Toba Digelar Setiap Tahun

KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJOPresiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Widodo berjalan memasuki titik awal Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba di Soposurung, Balige, Toba Samosir, Sumatera Utara, Minggu (21/8/2016). Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 RI tahun ini dipusatkan di Danau Toba, Sumatera Utara dengan tajuk "Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba". Acara ini berlangsung di dua tempat yakni Parapat (Simalungun) dan Balige (Toba Samosir).


Presiden Joko Widodo meminta agar Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba digelar setiap tahun. Hal itu disampaikan Jokowi dalam kata sambutan pembukaan Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba di titik awal keberangkatan karnaval di Soposurung, Balige, Toba Samosir, Sumatera Utara, Minggu (21/8/2016).

"Pesona Danau Toba harus dilanjutkan tiap tahunnya. Di sini kelihatan sekali perbedaan-perbedaan budaya kita. Ada Batak Mandailing, Karo, Toba, Simalungun, dan Pakpak. Tapi itulah perbedaan-perbedaan yang menyatukan kita," tutur Jokowi dalam pidatonya.

Mendengar pidato Jokowi tersebut, masyarakat menyambut pidato Jokowi dengan bertepuk tangan. Dalam karnaval kali ini, hampir semua peserta mengenakan kain ulos dan ikat kepala sortali.

"Saya senang sekali pada sore ini semua masyarakat mengenakan ulos. Semua masyarakat memakai sortali. Semua masyarakat memakai tom-toman. Hal ini harus kita pelihara, agar terlihat semua karakter bangsa," lanjut Jokowi.

Jokowi kemudian melepas rombongan karnaval, ditandai dengan pemukulan Gondang Telu sebanyak tujuh kali. Masyarakat setempat ikut menghitung tabuhan gendang, mulai dari satu sampai tujuh, menggunakan bahasa lokal.


KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Presiden Joko Widodo berada di atas mobil hias bersama Ibu Negara Iriana Jokowi dan menteri-menteri saat melakukan Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba dari Soposurung, Balige, Toba Samosir, Sumatera Utara, Minggu (21/8/2016). Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 RI tahun ini dipusatkan di Danau Toba, Sumatera Utara dengan tajuk "Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba". Acara ini berlangsung di dua tempat yakni Parapat (Simalungun) dan Balige (Toba Samosir).


Bersama Ibu Negara Iriana, Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Menko Maritim Luhut Pandjaitan, Jokowi menaiki mobil hias dan langsung diarak keliling daerah karnaval. Mereka menaiki mobil ketiga dari depan.



Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 RI tahun ini dipusatkan di Danau Toba, Sumatera Utara dengan tajuk "Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba". Acara ini berlangsung di dua tempat yakni Parapat (Simalungun) dan Balige (Toba Samosir).

Beragam acara berlangsung pada 20-21 Agustus 2016. Antara lain karnaval budaya, parade perahu hias, pertunjukan konser musik, pesona tarian kontemporer, penampilan opera Batak, dan kuliner rakyat. Lebih dari 3.500 peserta berpartisipasi dalam Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba.

Pada tahun 2015 perayaan HUT RI dipusatkan di Pontianak, Kalimantan Barat yang dimeriahkan dengan Karnaval Khatulistiwa. Dalam Karnaval Khatulistiwa, lebih dari 4.000 peserta dari 24 provinsi serta dari Malaysia dan Brunei pawai dari rumah betang, rumah khas suku Dayak, menuju Sungai Kapuas. Pawai pun dilaksanakan di Sungai Kapuas dengan 300 kapal hias.

Sumber : kompas

Mengenang Perburuan ikan Ihan Mahseer di Hulu Sungai Silang Bakara, danau Toba




Desa Bakara dan s silang berada di tepi danau Toba

Pertengahan tahun lalu Ibu Mertua saya, inang boru manulang aka opung Wilson yang tinggal di desa Bakara Danau Toba, meninggal dunia di usian 73 tahun. Sanak saudara yang menyebar di seluruh Indonesia kembali ke kampung halaman desa Bakara untuk mengadakan pesta adat besar sari matua.

Usai pesta adat, saya teringat bagaimana kisah berburu ikan mahseer bersama abang ipar lae D Lumban Gaol. laeku ini yang memberitahu soal seluk beluk ikan di sekitar danau toba dan lokasi spotnya.

Lalu saya mencoba mencocok nama-nama ikan di toba dengan data base ikan yang saya punya. Saya menunjukkan gambar dan laeku membenarkan bahwa banyak ikan yang saya maksud. Lalu saya menunjukan foto ikan mahseer, ternyata ikan ini banyak mengetahuinya. Orang Batak menyebut ikan ini dengan nama ikan ihan. Sebenarnya nama ilmiahnya adalah Tor tombroides dengan Ordo`nya Cypriniformes (carps), termasuk dalam Klas Actinopterygii. Secara umum ikan ini memiliki nama Mahseer, yang tersohor di berbagai manca negara. Ikan ihan juga digunakan untuk sebuatan ikan hampala, mereka hanya tahu satu nama untuk dua ikan yaitu mahseer dan hampala.


Air terjun si tio-tio dibawahnya banyak ihan




Awal kisah petualangan sensasi mancing ikan Tor tombroides ini berawal kepulangan saya bersama keluarga ke desa Bakara di Tapanuli Utara, Sumatra Utara di tahun lalu. Desa Bakara terletak di pesisir danau Toba. Desa tersebut dibelah sungai Silang yang bermuara ke danau Toba.

Meskipun Desa Bakara itu kecil ternyata desa itu penuh dengan sejarah perjuangan orang-orang Batak. Pasalnya desa itu merupakan asal-muasal Sisingamangaraja pahlawan asal Sumatra Utara yang menentang penjajahan Belanda.

Dari pinggiran desa Bakara itu, kita bisa memandangi keindahan Danau Toba. Bila Anda seorang pancinger hasrat dan keinginan mancing akan terus bergelora ketika melihat deburan ombak di sepanjang tepian Danau Toba.

Saya pun mengalami hal demikian. Untuk menyalurkan hasrat yang menggebu-gebu itu akhirnya saya mulai mancing dari pinggiran danau hingga menyelusuri sungai. Ikan yang kami dapat pun ikan-ikan air tawar yang berukuran besar yang tidak pernah saya jumpai di Tanah Jawa.



Penulis Marcus saat di desa Bakara Danau Toba



Hana dan Lukas ikut menikmati keindahan danau toba



Kisah mancing ikan mahseer berawal dari informasi D Lumban Gaol yang merupakan abang ipar saya, bahwa di daerah Bakara itu terdapat ikan yang sangat mahal harganya dan susah dipancing. “Lae, dulu saya sering dapat ikan ihan di hulu Sungai Silang ini. Ikan sangat enak dan mahal sayangnya ikan ihan ini susah ditangkap maupun dipancing”, tutur Lumban Gaol.





istri saya sedang mengikuti pesta adat sari matua



Mendapat informasi tentang ikan ihan, justru membuat saya semakin penasaran. Seperti apa sih ikan ihan itu ? Apa memang benar-benar tidak bisa dipancing ? Dengan penuh rasa penasaran akhirnya saya bersama abang ipar pun sepakat untuk memancing ikan ihan di hulu Sungai Silang desa Bakara. Setelah melewati petualangan yang menegangkan akhirnya saya mendapat ikan ihan yang bernama umum adalah mahseer atau ilmiahnya Tor tombroides.




ini adalah hampala nama toba ihan


ini mahseer si raja sungai gunung. Orang batak menamai ikan ihan sama dg utk hampala


Si Raja Sungai Gunung
Bila di tengah hutan belantara harimau menjadi raja rimba. Demikian halnya dengan ikan mahseer s yang berada di sungai. Kalau boleh saya sebut ikan mahseer merupakan rajanya sungai, sebab ikan tidak hanya liarnya namun juga sangat lincah baik dalam berenang maupun memangsa umpannya.
Sebenarnya sukar bagi saya untuk menulis artikel ikan mahseer ini tanpa disertai emosi. Karena kita bukannya memperbincangkan tentang ikan yang biasa, tetapi bercerita tentang ikan air tawar yang paling sukar untuk dipancing. Dan memang nyata betul informasi abang ipar saya itu, bahwa ikan ini sulit dipancing maka di Tanah Batak harganya tinggi sekali di antara ikan tawar yang ada.

Seandainya kita tidak memiliki nyali yang ciut saat mancing ikan mahsserr maka sudah merupakan kemenangan. Sebab habitat ikan ini memang berada di lokasi alam bebas terutama tempat yang sukar dijamah manusia atau menyeramkan. Ketika saya menulusuri hulu sungai Silang memang luar biasa seramnya. Sungai yang deras dengan air terjun dengan dengan bebatuan yang besar-besar. Suara gemuruh air sungai benar-benar merupakan perang mental tersendiri. Bila Anda bisa menempuh dan mendapatkan “istananya” ikan ini sungguh suatu hal yang luar biasa.

Perjalanan ke hulu sungai Silang atau berkunjung ke “istana” ikan mahseer memerlukan perjuangan mental. Barangkali bagi Anda yang pernah nonton film Anaconda, lokasinya lebih seram dari film itu. Untuk mendapat tepian sungai saya harus menembus ilalang yang tingginya 1-2 m. Setelah sampai di tepian batu-batuan terjal dan tajam sepertinya tidak bersahabat. Keberhasilan melalui rintangan itu merupakan kemenangan tersendiri, meskipun belum mendapat ikan.

Baru setelah sampai di hulu, pancingan segera saya keluarkan. Menurut informasi dari abang ipar saya (D Lumban Gaul), bahwa ikan mahseerkecil gemar memakan buah-buahan hutan seperti buah ara, jambu air, neram dan perah. Untuk itu sewaktu dalam perjalanan ke hulu, ia mengumpulkan buah-buahan hutan sebagai umpan. Ikan yang agak besar menggemari berbagai jenis serangga seperti belalang. Sedangkan mahseer yang besar biasanya memburu ikan-ikan kecil dan hewan krustacea. Untuk itu tas ransel saya pun ada beberapa belalang yang saya bawa dari rumah.

Dengan susah payah dan perjuangan menaklukan alam akhirnya saya sampai di hulu sungai. Saya dan abang ipar menarik nafas lega sembari menikmati air terjun di tengah-tengah hutan.

Selanjutnya saya mengeluarkan piranti mancing. Ada satu masalah lagi yang harus saya hadapi yaitu bagaimana saya akan melemparkan umpan kepada ikan ini di dalam sungai yang penuh dengan kayu-kayu tumbang dan batu-batu tajam yang pasti kenur pancing yang kita gunakan mudah putus bila tergesek.

Selanjutnya saya terus berusaha menempatkan umpan pancingan di antara pepohonan. Kami menunggu ikan memakan umpan dengan penuh harap dan kecemasan. Dan ketika kenur mulai bergerak-gerak, jantung ini ikut berdetak kencang. Tiba-tiba sreett…sreett kenur pancing menegang . Ternyata ikan Tor tombroides ini mulai menyantap umpan. Wow…., sungguh luar biasa. Ikan ini membawa umpan saya dan ia melesat bagaikan sebuah peluru dan membawa lari umpan di balik bebatuan serta pohon-pohon rubuh.

Bagaimana bila hal ini Anda mengalami hal sama seperti saya ?? Andaikan Anda bisa mengatasi hal ini bukan berarti masalah langsung selesai. Anda akan berhadapan dengan masalah berikutnya yaitu makhluk liar ini pertama-tama akan menghunjam ke bawah bagaikan terpedo membawa lari ke tunggul-tunggul kayu berhamburan. Kejadian ini membuat pancinger pusing tujuh keliling.

Seandainya kenur Anda masih kuat menahan amukan mahseer tersebut, ikan ini tidak menyerah begitu saja. Dengan segenap tenaga atau istilah sampai titik darah penghabisan ikan mahseer berusaha melepaskan diri biarpun sudah sampai ke pinggir dan Anda tinggal menyeroknya.

Baru setelah Anda berhasil mendaratkan Anda baru merasa puas. Barangkali Anda akan terbengong-bengong melihat ikan ini sembari memegangi ikan dengan tangan dan Anda pasti berdecak kagum berkata. Atau barangkali setelah Anda mendapatkan ikan ini pasti akan bersorak dengan penuh kegembiraan “ Aku Bisa…..!!!! Aku menang….!!! Aku Berhasil…!!!!”. Hal itulah yang pertama saya teriakan setelah mendapat ikan mahseer pertama.



anak2 & ponakan mandi di mata air marjulak Bakara di sawah keluarga kami


Kalau boleh saya umpamakan pertarungan hebat dengan “si raja sungai gunung” ini bagaikan sebuah legenda. Dimana kenikmatan yang didapat oleh pancinger tidak mudah terhapus begitu saja.

Ada kisah menarik yang saya ingin ceritakan mengenai pertarungan dengan ikan ini. Seekor ikan mahseer yang besar menyambar umpan lalu melejit bagaikan peluru. Dengan lincah sekali, ikan ini terus berenang cepat menuju ke bagian hilir sungai sejauh 50m. Kemudian tiba-tiba ia berbalik arah dengan kecepatan tinggi dan menuju ke bagian hulu. Tentu saja hal ini membuat saya kelabakan serta penuh dengan kecemasan.

Ikan mahseer s tidak berhenti sampai di situ. Ia masuk membawa umpan ke dalam tempat air yang sangat deras Saya benar-benar dibuat KO. Setengah jam kemudian kenur kelas 30lbs pun putus. Sebelum putus saya berusaha menahan, namun ketika putus langsung jatuh tersungkur, sampai saya benar-benar bagaikan mabuk laut. Akibat saya telah kalah bertarung dengan ikan ini, keadaan saya pun bagaikan dipukul petinju Mike Tyson. Pusing dan mual dan akhirnya saya muntah-muntah. Kombinasi sinar matahari yang terik dan pertarungan yang sengit menyebabkan saya begitu tersiksa.



Ikan mahseer ternyata telah menguji pancinger, apakah benar-benar mahir memancing hingga ke tetes terakhir, bukan saja dari segi teknik dan ketahanan peralatan yang digunakan, tetapi juga saat mencari mencari lokasi ikan (istana) saat memburunya.

Sumber : http://www.beritamancing.net/